.
Pertama, ampunan dan pahala yang sangat besar bagi orang
yang berpuasa Allah Ta’ala berfirman ;
Allah Ta’ala
ta’ala telah menyiapkan pahala yang besar bagi orang orang yang berpuasa
(Al-Ahzab : 35)
Kedua, puasa adalah perisai atau tameng dari api neraka.
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Rasulullah
bersabda : “Puasa merupakan tameng dari neraka seperti
tameng salah seorang dari kalian pada peperangan.”
Ketiga, puasa adalah pemutus syahwat. Dalam hadits
Abdullah bin Mas’ud , bahwa Nabi bersabda :
“Wahai
sekalian pemuda! Siapa dari kalian yang memiliki kemampuan untuk menikah maka
hendaklah ia menikah. karena hal tersebut lebih menundukkan pandanga dan
menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa
karena sesungguhnya (puasa itu) adalah pemutus syahwatnya.” (Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400)
Keempat, orang yang berpuasa mendapatkan ganjaran khusus di
sisi Allah Ta’ala.
Kelima, orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan yaitu
kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan dengan pahala kelak di akhirat.
Keenam, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi
Allah Ta’ala dari pada bau wangian misk (kasturi). Nabi kita yang mulia
bersabda yang artinya :
“Semua
amalan bani Adam akan dilipatgandakan, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali
lipat yang semisal dengannya, sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala
berfirman : “Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya, dia (bani Adam) meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku”
Bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan ; gembira ketika berbuka dan gembira
ketika bertemu Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang puasa di sisi Allah adalah
lebih wangi daripada bau misk”
(HR. Muslim no. 1151).
Ketujuh, dijauhkan dari api neraka sejarak perjalanan 70
tahun. Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri d yang di riwayatkan oleh Bukhori dan
Muslim, Rasulullah bersabda yang artinya :
“Tidaklah
seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena
puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” (HR. Bukhari 6/35, Muslim 1153, ini adalah lafadz
Muslim). Sabda Rasulullah : “70 musim” yakni : perjalanan 70 tahun,
demikian dikatakan dalam Fathul Bari (6/48).
Kedelapan, pintu khusus di surga bagi orang yang berpuasa.
Dalam hadits Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi yang diriwayatkan Al-Imam
Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda,
إِنَّ فِيْ الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَانُ, يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ. يُقَالُ : أَيْنَ الصَّائِمُوْنَ ؟ فَيَقُوْمُوْنَ, لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ, فَإِذَا دَخَلُوْا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya
di surga itu ada pintu di namakan Ar-Rayyan. Orang orang yang berpuasa
akan masuk melaluinya pada hari kiamat. Tidak ada seorangpun yang melewati
selain mereka. Dikatakan : ”Di mana orang-orang yang berpuasa?” Mereka kemudian
berdiri, tidak ada yang masuk dari pintu tersebut selain mereka. Jika akhir
dari mereka telah masuk iapun di kunci sehingga tidak seorangpun yang
melaluinya.” (HR. Bukhari 4/95 dan
Muslim 1152)
Kesembilan, puasa termasuk kaffarot (penggugur) terhadap dosa
hamba. Dalam hadits Hudzaifah Ibnul Yaman yang di riwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda yang artinya ; ”Fitnah seseorang pada keluarganya, pada hartanya, jiwa, anak dan
tetangganya dapat di tebus dengan puasa, sholat, shodaqoh, ‘amar ma’ruf nahi
mungkar.” Dalam riwayat lain Nabi bersabda yang artinya ; “Shalat lima
waktu, jum’at ke jum’at, ramadhan ke ramadhan adalah penggugur dosa antaranya
sepanjang dia menjauhi dosa-dosa besar”.
Kesepuluh, puasa termasuk amalan yang memasukkan surga. Dalam
hadits Abu Umamah riwayat Ibnu Hibban dan lainnya, Nabi bersabda yang
artinya ; ‘Abu Umumah d berkata, “Wahai
Rasulullah perintahlah aku kepada suatu amalan yang dengannya (amalan tersebut)
aku masuk surga.” Nabi bersabda ; “Kerjakanlah puasa, karena puasa tak ada
bandingnya.”
Kesebelas, pada bulan ramadhan pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu
neraka di tutup dan syaithon di belenggu. Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan
dari hadits Abu Hurairoh, Nabi bersabda yang artinya : “Jika ramadhan telah tiba maka pintu-pintu surga di
buka pintu-pintu neraka di tutup dan syaithon di belenggu.”
Keduabelas, orang yang berpuasa pada bulan ramadhan karena
keimanan dan mengharap pahala maka diampuni dosa dosanya. Dalam hadits Nabi
bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang
siapa yang berpuasa pada bulan romadhlon karena keimanan dan mengharap pahala
maka dia di ampuni dosanya yang telah lalu.”
Wallahu Ta’ala
A’lam.
[Maraji :
Al-Wajiz Fiqih Sunnah dan Panduan Puasa Ramadhan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar