Halaman

Senin, 23 Juli 2012

Potang Balimau di Pangkalan Koto Baru






Sedikit tentang Nagari Pangkalan .
Pangkalan Koto Baru adalah sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Lima Puluh Kota, provinsi Sumatera Barat, Indonesia dengan ibu kota nagari Pangkalan Koto Baru. Luas wilayahnya adalah 712,06 km2 yang berarti merupakan 21,23% dari wilayah kabupaten Lima Puluh Kota yang luasnya 3.354,02 km2.
Luas daerah menurut nagari adalah sebagai berikut:
Nagari Koto Alam (42,75km2) Nagari Manggilang (58,75km2) Nagari Pangkalan (124,3km2) Nagari Gunung Malintang (249,43km2) Nagari Tanjung Balik (124,57km2) Nagari Tanjung Pauh (112,26km2).
Batas wilayah Kecamatan Pangkalan adalah sebagai berikut: Utara dengan kabupaten Kampar Riau, Selatan dengan kecamatan Harau, Barat dengan kecamatan Pangkalan Koto Baru dan bukit Barisan.
Topografi Topografi kecamatan Pangkalan Koto Baru bervariasi antara datar dan berbukit-bukit dengan tinggi tempat terendah dari permukaan laut berada di waduk PLTA di nagari Tanjung Pauh (90 mdpl) dan daerah tertinggi berada pada Bukit Gadih (1330 mdpl) di nagari Koto Alam.
Kecamatan ini sangat banyak memiliki sungai yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakatnya sebagai sumber air irigasi, mandi cuci dan kakus , memancing ikan, sumber galian C dan sebagai sarana transportasi yang menggunakan perahu untuk membawa hasil gambir dan karet.
Adapun sungai-sungai yang mengalir di nagari Gunung Malintang ada 6 buah, yaitu Batang Mahat, Batang Malutu, sungai Pimpiang, sungai Luhu dan sungai Lowan. Sungai yang mengaliri di nagari Pangkalan ada 5, yaitu Batang Mahat, sungai Maik, sungai Manggilang, sungai Samo, dan sungai Kasok.

Tradisi di Pangkalan menjelang Bulan Suci Ramadhan
Pangkalan memiliki Budaya yang Indah menjelang bulan suci ramadhan yang perlu  untuk dilestarikan. budaya tersebut merupakan warisan nenek moyang yang secara turun temurun sampai saat ini masih dilestarikan bagi masyarakat kenagarian Pangkalan, yang diberi nama dengan acara "Potang balimau"

Potang Ballimau merupakan symbol nagari pangkalan , yang tujuannya untuk mengembangkan budaya lokal dan melestarikan budaya atau tradisi yang telah diwarisi oleh nenek moyang kita yang terdahulu disamping itu dalam menyambut datangnya bulan ramadhan disitulah waktu yang tepat bagi para masyarakat, baik yang berada dinagari dan juga  dirantaupun merasa terpanggil untuk pulang kampung guna untuk menjenguk keluarga yang dikampung untuk mempererat tali sillaturrahim mereka dalam menjalin hubungan ukhuwah islamiiyah dengan keluarga yang ada dikampung”. Tutur Wali Nagari Pangkalan Bapak Diswanto.
 
Menurut Cerita dari beberapa sumber tokoh-tokoh masyarakat yang ada dikenagarian Pangkalan yang dihimpun oleh  Tim Publikasi dan Dokumentasi mengenai acara Potang Balimau yang tiap tahun selalu diadakan, sejarah Potang Balimau sebenarnya sangat indah sekali kalau kita simak ini merupakan suatu budaya atau tradisi bagi masyarakat Pangkalan yang satu-satunya berada di kabupaten limapuluh kota, konon cerita seperti yang disampaikan Arfel Muhktar, 58 tahun seorang cerdik pandai dan juga alim ulama Pangkalan tempo hari mengatakan:
“dari dahulu kalanya memang kehidupan masyarakat pangkalan sangat suka untuk berdagang atau berniaga yang waktu itu masih melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu, sekitar tahun 1800-an para saudagar pangkalan yang kembali dari sambas Kalimantan habis berdagang membawa 2 buah mimbar masjid melewati sungai siak, Riau yang satu buahnya untuk masjid Raya Pangkalan saat ini, ketika itu bertepatan menjelang bulan suci ramadhan masyarakat yang sedang membangun sebuah masjid sangat gembira sekali menanti kedatangan mimbar yang dibelikan oleh para pedagang-pedagang pangkalan yang telah pulang dari perniagaannya dari kalimantan, maka berbondong-bondonglah masyarakat menunggu kedatangan mimbar tersebut ditepian sungai masjid Raya Pangkalan yang waktu itu masih masjid lama yang berada di dekat muaro (sebutan kampung kecilnya) dan yang satu lagi untuk masjid Raya yang ada di Pasar Bawah Pekanbaru, Riau yang kebanyakan warga masyarakat pangkalan merantau ke Pekanbaru, Riau waktu itu, mimbar yang di kirim dari pangkalan melalui sungai melewati nagari Taratak Buluah saat itu merupakan sebuah penghormatan pemberian hadiah bagi Raja Siak waktu itu, sehingga acara “potang balimau” ini yang identik dengan sampan hias berbentuk mimbar masjid ini dijadikan sebuah acara adat yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan juga dalam menjalin tali persatuan dan kesatuan masyarakat, Alhamdulillah sampai saat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat pangkalan setiap memasuki bulan suci ramadhan” papar arfel muchtar (tokoh masyarakat, dan ulama pangkalan)


 

Acara alek Nagari “Potang Balimau” di Kenagarian Pangkalan Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. Lima Puluh Kota.
Potang Balimau adalah suatu Alek Nagari Pangkalan yang sudah menjadi tradisi dari tahun ketahun dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Tiga hari menjelang Potang Balimau ini, ada hari yang dinamakan yaitu hari pertama hari Bangai, hari kedua dinamakan Pagi Bantai (hari menyembelih hewan) hari ketiga dinamakan hari Potang Balimau. Dalam kegiatan Potang Balimau ini diadakanlah pertandingan. Seperti Pacu Sampan dan Bimbau.
Potang balimau ini bertujuan : 
1. Meningkatkan kebersamaan antara masyarakat di Pangkalan, baik yang ada di Nagari Pangkalan maupun rantau.
2. Mengembangkan tradisi yang sudah turun temurun dari tahun ketahun.
3. Memeriahkan datangnya bulan suci Ramadhan.
4. Memotivasi semangat generasi muda melalui kegiatan yang diadakan.
Dalam pelaksanaan kegiatan potang balimau ini dihadiri oleh Pitopang 4 Niniak, Mamak Nan 5 Suku, Penghulu Nan 12, Alim ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang, Pemuda, Tokoh Masyarakat baik yang ada di Pangkalan maupun di Perantauan, serta Bupati Lima Puluh Kota dan Instansi terkait.    
Potang Balimau tujuannya adalah Rasa kekeluargaan yang menyatu dimasyarakat Pangkalan Tiga (3) hari menjelang Potang Balimau, hari pertamanya dinamakan Bangai, hari keduanya dinamakan Pagi Bantai, hari ketiganya baru Potang Balimau.
   a. Bangai
            Nama Bangai ini diambil dari nama binatang yaitu Lebah. Dimasyarakat Pangkalan bukan bangai seperti lebah tetapi sifat kemasyarakatannya. Disitu terkesanlah hubungan kemanakan dengan mamak.Disini anak kemanakan pergi menjelang mamak sambil membawa Beras dan pulut yang dimasukan kedalam sumpik.Isi sumpik untuk beras sebanyak 3 liter, pulut 2 liter dan kelapa satu tali (2 buah) dan sebaliknya setiap rumah Mamak memberikan pula berupa gula merah beserta alat untuk memasak daging dan kain ceta satu kabung untuk anak kemanakan yang perempuan.
   b. Pagi Bantai
            Hari kedua dinamakan Pagi Bantai yaitu bagi Mamak yang punya uang membeli kerbau. Satu ekor kerbau yang punya empat (4) Mamak, dan juga bagi orang yang kaya di Pangkalan juga membeli kerbau. satu ekor kerbau terdiri dari empat (4) orang. Sebelum kerbau tersebut di bantai (disemblih) terlebih dulu kerbau itu diadu. Mana yang kalah itu yang lebih dulu dibantai (disemblih). Setelah dibantai kerbau tersebut dibagi empat. Tiap Mamak membagikan daging tersebut keanak kemanakannya. Disinilah letaknya Anak dipangku kemanakan dibimbiang, urang kampuan dipatenggangkan, Tenggang Nagari Jan Binaso.
   c. Potang Balimau
            Pada pagi bantai sudan sepakat Niniak Mamak dengan Pemuka Masyarakat untuk memeriahkan Bulan Suci Ramadhan. Saciok Bak Ayam, Sadanciang Bak Basi, Sarumpun Bak Sarai, Sasusun Bak Siriah. Pada hari ketiga ini diadakanlah acara yang disebut Potang Balimau. Menjelang Potang Balimau ini diadakan Pertanding Pacu sampan dan Mimbau.
-          Pacu sampan ini diadakan disungai. Nama sungainya Sungai Mahat. Pacu Sampan ini  dahulunya siapa yang dapat nomor satu dengan hadiah minyak tanah satu kaleng. Hadiah ini diwakafkan kesurau – surau. Disini tercerminlah hubungan dengan Allah dan hubungan dengan Manusia.
-          Mimbau (sampan hias) setiap jorong membuat yang dikerjakan oleh masyarakatnya. Di dalam Mimbau itu ada bunyi-bunyian. Seperti bunyi Talempong dan bunyi Gondang Boguang.
            Pada akhir acara diadakanlah Potang Balimau atau Balimau Kasai. Yaitu Pemuda-Pemudi mandi dengau balimau dan bakasai.

salah satu acara dalam potang balimau adalah  "pacu sampan "



1 komentar:

  1. terimakasih atas ulasannya...selama ini jarang mendapat informasi yang sedetil ini

    BalasHapus