Zuhud
Zuhud melahirkan sikap
menahan diri dan memanfaatkan harta untuk kepentingan mempunyai nilai ekonomis,
tetapi juga sebagai aset sosial dan mempunyai tanggungjawab pengawasan aktif
sebagai pemanfaatan harta dalam masyarakat. Dengan demikian zuhud dapat
dijadikan benteng dalam diri untuk menghadapi gemerlapnya dunia. Dengan zuhud
akan tampil sikap positif lainnya, seperti sikap qana’ah (menerima apa yang telah
ada/dimiliki), tawakkul (pasrah diri kepada Allah
SWT), wara’
(menjaga diri agar jangan sampai makan barang yang meragukan (syubhat)),
sabar (tabah
menerima keadaan dirinya), syukur (menerima nikmat dengan hati
lapang dan menggunakan sesuai dengan fungsi dan proporsinya). Sehingga tidak
mungkin tergoda dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya, bisa menguasai
diri, dan mampu menyesuaikan diri di tengah-tengah deru modernisasi dan
industrialisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar